Gasa Foredi Gasa

Sabtu, 04 Juli 2009

Cerpen Yahoo Messagges


BACA JUGA BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN 400Juta dari internet, klik disini. GRATIS...Kok...!!
Cerpen Yahoo Messagges

Seandainya aku tahu bahwa semuanya akan sesakit ini, sedikit pun aku tak akan pernah mendekatinya. Walaupun sebenarnya aku tidak mendekatinya. Sampai detik aku menulis ini, seulas senyum pun tak pernah aku lihat di dirinya. Yah, mungkin memang semestinya keadaan ini cepat berlalu.

Dua minggu yang lalu
Whole thing come up, tanpa pernah aku menyadarinya. Aku pun tidak mengharapkan apa-apa.
Entah dari mana dia tahu nomor ponselku. Entah mengapa saraf perasaanku mencuat hingga aku putuskan untuk menelepon balik.
Sungguh. Aku tidak pernah begitu sebelumnya. Oh ya, aku adalah Bintang dan dia adalah Rangga.

"Halo, siapa ini?" sapaku kala itu.
"Eh, ini Rangga."

"Rangga? Rangga siapa? Kayaknya aku nggak punya temen namanya Rangga."
"Ini Rangga, temennya Yanuar…"

"Yanuar…" desisku. Siapa lagi itu Yanuar?
"Halo, halo…Bintang, ini aku!" Teriakan nyaring itu membuatku kembali meletakkan telinga di receiver.

"Oh, kamu Yan. Kupikir siapa. Ada apa?" sahutku lega, setelah tahu kalau itu Yan, temen sejurusanku.
"Nggak ada apa-apa."

"Terus?"
"Nggak tahu. Temenku satu ini aja yang agak sinting."

"Ya udah. Yuk ah."
Aku hanya tersenyum tipis setelahnya. Lalu aku kembali menekuni tugas algoritma yang membuatku pusing. Sampai di sini, rasa itu belum ada. Dan, aku tidak meyakininya akan ada. Semua itu terlalu sederhana dan biasa. Sama seperti cerita yang lain.

Sampai ketika malam itu, 12 hari yang lalu. Tengah malam.
Message alert tone ponselku berbunyi. Dari Rangga.

Isinya, "Kamu masih inget aku kan?" dan seterusnya dan seterusnya.
Aku sampai lupa kalau aku ngantuk dan harus bobo.

Rasa itu mulai berdesir lirih di hatiku. Setelahnya rasa itu kembali pupus. Rangga mungkin sudah lupa padaku dan aku pun terlalu sibuk. Tugas di kampus menyita hampir seluruh waktuku dan menyedot hampir 75 persen tenagaku.

Weekend minggu lalu.
Terlintas di kepalaku sebuah nama, Rangga. Cepat kuraih ponsel dan mulai memencet keypad. Message pertama yang membuatku jungkir balik karena kangen. Seperti sekarang ini.

"Malem minggu nih. Lagi nge-date ya?"
Balasannya yang kurang dari 5 menit mengatakan…

"Nge-date? Cewek aja nggak punya mau nge-date. Sama kamu, mau?"
Itu gombalannya yang pertama juga. Seterusnya, gombalan itu mengalir deras. Untuk beberapa saat lamanya aku sempat terlena. Tapi kemudian aku bangkit dan sama, ngegombal juga.

Message terakhir malam itu. Saat pulsaku telah berkurang Rp 10.000 banyaknya.
Dari Rangga.

"Selama ini aku tuh selalu cuek sama cewek. Yang nggak ya sama kamu ini. Aku jadi pengin kenalan langsung sama kamu."
Dariku.

"Datang aja ke rumah. You will know me."
Malam itu, aku tidur dengan senyum lebar menghias bibir. Ada yang berbisik lembut di nuraniku. Aku suka Rangga. Entah dari apanya. Wajahnya pun aku belum pernah lihat. Obrolannya pun aku nggak tahu. Itu ngegombal atau beneran. Hanya, hatiku berkata lain tentang cowok satu ini.

Hingga saat ini, 8 Oktober 2003. Rasa itu semakin berdegup kencang. Memenuhi dada. Setiap hari sejak seminggu lalu, message itu tidak pernah berhenti. Rangga selalu memenuhi inbox tanpa ada satu nomor lain pun yang bisa kusisipkan lagi di sana.

Rangga telah memenuhi neuron saraf otakku. Sebenarnya aku sendiri agak aneh merasakan hal seperti ini. Ya, maklum. Terakhir aku jatuh cinta semester 1. Sekarang sudah 2 tahun lebih. And none a thing happened. Sebelum ada Rangga.

Di salah satu message sempat kutanyakan.
"Who you really are?"

Dan jawabannya…
"Aku Rangga. Aku kul, udah semester 6 jurusan komunikasi. Aku punya cewek, namanya Bintang. She kinda love me a lot. And thank God coz we have the same desire."

Sejujurnya, secara logika aku tahu ada kemungkinan itu hanyalah rayuan. Tapi entah hatiku enggan menerima itu. Sehingga aku terhanyut.
Sering, dalam sendiriku aku bertanya, kenapa Rangga? Kenapa bukan yang lain? Padahal ada beberapa cowok yang serius ingin berpacaran denganku.

Namun, semua tetap menjadi pertanyaan bagiku. Rangga tidak akan pernah menjawabnya. Soalnya tadi siang, entah karena apa, yang ada dalam persepsiku, Rangga memintaku untuk back off secara halus. Bingungnya lagi, malam sebelumnya dia kirim message yang isinya…

"You’re the best girl I ever know. And I’m falling in love with you."
Which path I have to choose Rangga?
Tell me, would you?
BACA JUGA BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN 400Juta dari internet, klik disini. GRATIS...Kok...!!



Subscribe

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar

Followers

 

Kumpulan Cerpen, Cerita Motivasi. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com